Minggu

AWAS BADUT FITNAH ZIONIS


Diantara sebab-sebab seseorang seseorang jatuh kepada kedustaan adalah ketika ia BERBICARA TANPA ILMU. Yaitu, ketika perkataan (yang tanpa ilmu tersebut) MENYELISIHI REALITA. Ingatlah, bahwa hakekat dusta itu adalah APABILA PERKATAAN SESEORANG MENYELISIHI REALITA YANG ADA. Jika ia melakukan demikian, maka ia telah berdusta!

Allah Ta’ala berfirman:

وَلاَ تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُوْلاَئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولاً

Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu TIDAK MEMPUNYAI ILMU tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggunganjawabnya.

Allah juga berfirman ketika mensifatkan KEBANYAKAN MANUSIA dimuka bumi ini:

إِن يَتَّبِعُونَ إِلَّا الظَّنَّ وَإِنْ هُمْ إِلَّا يَخْرُصُونَ

Mereka tidak lain hanyalah mengikuti PERSANGKAAN belaka, dan mereka tidak lain hanyalah BERDUSTA.(Al-An’aam: 116)

Berkata Imam Ibnu Katsir:
“Mereka hanyalah mengikuti PERSANGKAAN-PERSANGKAAN DUSTA dam TERKAAN-TERKAAN yang BAATHIL”
(Shahiiih Tafsir Ibnu Katsiir, III/407)

Allah berfirman tentang perkataan-perkataan orang musyrik:


وَمَا لَهُم بِهِ مِنْ عِلْمٍ إِن يَتَّبِعُونَ إِلَّا الظَّنَّ وَإِنَّ الظَّنَّ لَا يُغْنِي مِنَ الْحَقِّ شَيْئًا

Dan mereka TIDAK MEMPUNYAI ILMU sedikitpun tentang itu. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan sedang sesungguhnya persangkaan itu tiada berfaedah sedikitpun terhadap kebenaran.
(An-Najm: 28)

Imam Ibnu Katsiir menafsirkan ayat diatas:
“Mereka tidak memiliki ILMU YANG SHAHIIH, yang membenarkan apa yang mereka katakan. Perkataan mereka tidak lain hanyalah merupakan KEDUSTAA, KEPALSUAN dan kekufuran.”
(Shahiiih Tafsir Ibnu Katsiir, VIII/607)

Juga dalam firmanNya yang lain:

إِن يَتَّبِعُونَ إِلَّا الظَّنَّ وَمَا تَهْوَى الْأَنفُسُ
Mereka tidak lain hanyalah mengikuti PERSANGKAAN, dan apa yang diingini oleh hawa nafsu mereka
(an Najm: 23)

Imam Ibnu Katsiir menafsirkan ayat diatas:
“Artinya, Mereka TIDAK MEMILIKI SANDARAN APAPUN selain SANGKAAN, seperti apa yang dilakukan para pendahulu mereka yang melakukan kebathilan yang serupa…”
(Shahiiih Tafsir Ibnu Katsiir, VIII/607)
Juga dalam firmanNya mengenai KLAIM YAHUDI bahwa mereka telah membunuh ‘Isa:

مَا لَهُم بِهِ مِنْ عِلْمٍ إِلَّا اتِّبَاعَ الظَّنِّ وَمَا قَتَلُوهُ يَقِينًا

Mereka TIDAK MEMPUNYAI ILMU kecuali hanya mengikuti PERSANGKAAN belaka, dan mereka TIDAK PULA YAKIN bahwa yang mereka bunuh itu adalah ‘Isa.
(An-Nisaa: 157)

Imam Ibnu Katsir menjelaskan:

“Yakni mereka TIDAK YAKIN bahwa yang mereka bunuh tersebut adalah ‘Isa ibn Maryam ‘alayhis salaam. Bahkan mereka RAGU dan BIMBANG”

(Shahiiih Tafsir Ibnu Katsiir, II/726)

Allah berfirman dalam membantah kedustaan yahudi tersebut dalam firmanNya:

قُلْ هَلْ عِندَكُم مِّنْ عِلْمٍ فَتُخْرِجُوهُ لَنَا
Katakanlah: “Adakah kamu MEMPUNYAI ILMU, sehingga dapat kamu mengemukakannya kepada Kami?”

إِن تَتَّبِعُونَ إِلَّا الظَّنَّ وَإِنْ أَنتُمْ إِلَّا تَخْرُصُونَ

Kamu tidak mengikuti kecuali PERSANGKAAN belaka, dan kamu tidak lain hanyalah BERDUSTA.
(Al-An’aam: 148)



Imam Ibnu Katsiir menafsirkan ayat diatas:



“Zhann yang maksudkan disini adalah KEYAKINAN YANG RUSAK. Kalian BERDUSTA kepada Allah berkenaan dengan apa yang kalian SANGKA.”
(Shahiiih Tafsir Ibnu Katsiir, VIII/607)

Sulit menemukan media dewasa ini yang berfungsi sebagai pelita di tengah kegelapan zaman penuh fitnah. Media yang menyebabkan manusia menjadi ingat dan tunduk-merendah kepada sang Pencipta Alam Raya, Allah سبحانه و تعالى . Yang menyebarluaskan optimisme akan masa depan cerah kebangkitan kembali dienullah Al-Islam. Yang meyakinkan masyarakat bahwa hanya dengan kembali kepada Al-Islam sajalah dunia akan menemukan keadilan, kedamaian dan kesejahteraan hakiki. Yang tidak ikut terkotak ke dalam fanatisme kelompok, golongan maupun partai alias media partisan.

Yang senantiasa mengingatkan masyarakat bahwa kehidupan dunia bersifat fana dan bakal sirna, sedangkan kehidupan akhirat merupakan kehidupan sejati dan abadi. Yang meyakinkan ummat bahwa sepahit apapun penderitaan dunia, sesungguhnya ia tidak setara dan tidak patut disejajarkan dengan kesengsaraan hakiki Murka dan Neraka Allah di akhirat kelak nanti. Yang terus-menerus menyadarkan masyarakat bahwa senikmat apapun kesenangan dunia, namun ia tidak pantas diburu dan dikejar sebagaimana seharusnya berkompetisi memburu kebahagiaan hakiki dan lestari Ridho dan Jannah Allah di akhirat kelak. Yang menyemangati setiap orang beriman agar selalu memperjuangkan ihdal-husnayain (satu dari dua kebaikan), yakni isy kariiman (hidup mulia di bawah naungan Syariat Allah) atau mut syahiidan (mati syahid).

Sampai di sini sesungguhnya masalah yang timbul sudah cukup parah. Tetapi masalahnya tidak cuma itu. Sudahlah media yang beredar umumnya sekuler lalu ditambah lagi dengan realitas pahit bahwa masyarakat yang menikmati media seperti itu umumnya merupakan masyarakat yang mudah terprovokasi.

Masyarakat penikmat media sekuler tadi sangat mudah dipancing emosinya untuk berreaksi yang sungguh jauh dari dewasa dan bertanggung-jawab, apalagi bersikap Islami...! Dalam merespon media penyebar kerusakan kebanyakan masyarakat terbelah menjadi dua. Sebagian menjadi corong yang turut menyebarkan lebih lanjut apapun berita atau info media tadi. Padahal boleh jadi sebenarnya berita yang disebarkan tidak benar alias palsu.

Sehingga kadangkala orang yang menyebarkan berita tadi tanpa sadar telah terlibat dalam menghujat orang yang sholeh semata-mata karena ia tidak suka kepada orang tersebut atau kelompok dimana orang tersebut merupakan anggota di dalamnya. Tetapi bisa juga terjadi bahwa tanpa sadar kita secara membabi-buta alias taqlid membela orang yang memang benar-benar terlibat suatu kemaksiatan semata-mata karena yang diberitakan itu adalah kawan dekat atau teman sekelompok, golongan atau partai.

Sungguh kita sedang menjalani era penuh fitnah. Masyarakat begitu mudahnya terpancing untuk harus berfihak ketika mengikuti suatu isyu yang ditebar media. Seolah hanya ada dua pilihan sikap. Menyetujui isi pemberitaan atau mengingkarinya. Padahal menyetujui seringkali berarti turut menebar fitnah, gosip dan dusta. Sebaliknya, mengingkari terkadang menyebabkan hilangnya sikap obyektif dan menyuburkan fanatisme kelompok yang bersifat irrasional. Right or wrong is my group, my organization and my party. Oleh karenanya Allah سبحانه و تعالى sangat mengharuskan seorang muslim bersikap adil dan obyektif.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا

كُونُوا قَوَّامِينَ بِالْقِسْطِ

شُهَدَاءَ لِلَّهِ وَلَوْ عَلَى أَنْفُسِكُمْ

أَوِ الْوَالِدَيْنِ وَالأقْرَبِينَ

Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benar-benar penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah biar pun terhadap dirimu sendiri atau ibu bapa dan kaum kerabatmu. (QS An-Nisa 135)

Janganlah karena fihak yang memperoleh pemberitaan negatif di media adalah “orang dekat” kita maka dengan membabi-buta kita bela dia. Seolah orang dekat kita itu tidak pernah terlibat kesalahan dan dosa.

Waspadalah saudaraku, jangan sampai tanpa sadar kita malah membela dengan kacamata kuda seseorang yang sebenarnya dikategorikan Allah سبحانه و تعالى sebagai orang fasiq (jahat). Janganlah spirit keorganisasian dibiarkan berkembang menjadi virus ta’ashshub (fanatisme golongan) yang dibenci Allah سبحانه و تعالى dan Rasulullah Muhammad صلى الله عليه و سلم .

Ingat, semua kita pasti akan mempertanggung-jawabkan apapun yang telah kita sikapi, ucapkan dan perbuat.

Jangan asal membeo kepada fihak yang kita merasa sudah dekat dengannya. Padahal siapapun di dunia ini –selain Nabi Muhammad صلى الله عليه و سلم - bisa tergelincir ke dalam kesalahan dan dosa. Selain Allah سبحانه و تعالى dan RasulNya Nabi Muhammad صلى الله عليه و سلم tidak ada fihak yang dapat meng-claim dirinya atau kelompoknya sebagai pemilik kebenaran sejati.

وَلا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ

إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ

كُلُّ أُولَئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولا

Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.(QS Al-Israa 36)

Seperti misalnya kasus seorang pejabat aktifis Islam yang mengutip ayat dari Kitab Suci selain Al-Qur’an. Maka timbul kehebohan di masyarakat. Banyak aktifis Islam lainnya yang mengecam perbuatan tersebut. Mereka memandang apa perlunya tindakan seperti itu dilakukan, tidakkah cukup mengutip dari Al-Qur’an saja sebagai daftar firman Allah سبحانه و تعالى yang telah sempurna dan lengkap? Kemudian secara otomatis muncullah pembelaan dari aktifis seorganisasi dengan pejabat tersebut.

Ia melakukan pembelaan yang sedemikian ilmiah dalam sebuah tulisan panjang.

Maksudnya adalah memberikan alasan argumentatif dalam rangka justifikasi perbuatan sang pejabat. Tulisan tersebut cukup bermutu. Tetapi sayang ketika sang pejabat itu sendiri di-tabayyun (dimintai penjelasannya) kemudian diwawancarai langsung oleh media untuk ditanyakan apa sebenarnya latar belakang ia mengutip Kitab Suci selain Al-Qur’an, maka ia mengaku dirinya merupakan sosok inklusif yang menghadirkan Islam Rahmatan Lil 'Alamien.

Lalu ia mengatakan bahwa penyebutan terhadap ayat di Kitab Suci selain Al-Qur’an itu menunjukkan partainya tidak memiliki pandangan sempit. Artinya, apa yang begitu panjang lebar dan ilmiah dijadikan pembelaan oleh kawan separtainya justeru dibantah oleh pejabat itu sendiri. Ini sudah cukup bagi kita untuk memperoleh gambaran akan situasi yang sebenarnya. Wallahu a’lam.

Tetapi demikian pula sebaliknya, janganlah kebencian kita kepada orang atau kelompok tertentu menyebabkan kita ikut-ikutan menjadi usil sebagaimana usilnya para insan media sekuler. Semata-mata karena kita senang melihat fihak lawan politik kita tersingkap aib dan kelemahannya di depan publik.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا

كُونُوا قَوَّامِينَ لِلَّهِ

شُهَدَاءَ بِالْقِسْطِ

وَلا يَجْرِمَنَّكُمْ شَنَآنُ قَوْمٍ

عَلَى أَلا تَعْدِلُوا

اعْدِلُوا هُوَ أَقْرَبُ لِلتَّقْوَى

وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ

Hai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.(QS Al-Maidah 8)

Betapapun tidak setujunya kita terhadap kiprah seseorang atau suatu kelompok tertentu hal itu tidak boleh menjadi pembenaran atas penyebarluasan aib dan kesalahan mereka.

Kita harus senantiasa ingat dan yakin bahwa para malaikat tidak pernah lalai mencatat setiap perbuatan manusia, baik dikerjakan di tempat terbuka maupun tertutup. Dan Allah سبحانه و تعالى merupakan Dzat Yang Maha Adil. Allah سبحانه و تعالى pasti akan memberikan ganjaran yang setimpal atas setiap perbuatan yang dilakukan oleh siapapun. Setiap amal kebaikan akan memperoleh reward yang setimpal dan setiap amal keburukan memperoleh hukuman yang juga setimpal.

فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ

وَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُ

Barang siapa yang mengerjakan kebaikan seberat zarah pun, niscaya dia akan melihat (balasan) nya. Dan barang siapa yang mengerjakan kejahatan seberat zarah pun, niscaya dia akan melihat (balasan) nya pula.(QS Az-Zalzalah 7-8)

Sumber tulisan oleh Habib Rizieq



Jumat

Apa Itu Hari VALENTINE


Setiap insan manusia pasti memiliki rasa..Rasa cinta dan sayang,..Adakalanya mereka mencari sesuatu untuk memuaskan rasa-rasa itu, tapi mereka sama tidak memiliki pengetahuan akan hal yang mereka lakukan, atau malah mengabaikannya ato gk mao tao..., salah satunya adalah merayakan hari VALENTINE.

Disini saya akan memberikan sdikit informasi tentang hari VALENTINE tersebut, .....


Valentine Days

14 Februari telah dikenal sebagai hari kasih sayang “Valentine Day” oleh orang-orang hampir di seluruh dunia. Tapi tak banyak pula orang-orang yang merayakan atau sepaham dengan perayaan itu, padahal dia sendiri tidak memahami apa arti dari semua itu bahkan tak sedikit orang yang merayakan tapi tak tah apa manfaat dan kegunaan bagi dirinya.

Untuk mengetahui semua itu, disini ada beberapa informasi mengenai Valentine yang dikutip dari beberapa sumber:

APA ITU VALENTINE???

Hari Valentine (bahasa Inggris: Valentine’s Day), pada tanggal 14 Februari adalah sebuah hari di mana para kekasih dan mereka yang sedang jatuh cinta menyatakan cintanya di Dunia Barat. Asal-muasalnya yang gelap sebagai sebuah hari raya Katolik Roma didiskusikan di artikel Santo Valentinus. Beberapa pembaca mungkin ingin membaca entri Valentinius pula. Hari raya ini tidak mungkin diasosiasikan dengan cinta yang romantis sebelum akhir Abad Pertengahan ketika konsep-konsep macam ini diciptakan.

Hari raya ini sekarang terutama diasosiasikan dengan para pencinta yang saling bertukaran notisi-notisi dalam bentuk “valentines”. Simbol modern Valentine antara lain termasuk sebuah kartu berbentuk hati dan gambar sebuah Cupido (Inggris: cupid) bersayap. Mulai abad ke-19, tradisi penulisan notisi pernyataan cinta mengawali produksi kartu ucapan secara massal. The Greeting Card Association (Asosiasi Kartu Ucapan AS) memperkirakan bahwa di seluruh dunia sekitar satu milyar kartu valentine dikirimkan per tahun. Hal ini membuat hari raya ini merupakan hari raya terbesar kedua setelah Natal di mana kartu-kartu ucapan dikirimkan. Asosiasi yang sama ini juga memperkirakan bahwa para wanitalah yang membeli kurang lebih 85% dari semua kartu valentine.

Di Amerika Serikat mulai pada paruh kedua abad ke-20, tradisi bertukaran kartu diperluas dan termasuk pula pemberian segala macam hadiah, biasanya oleh pria kepada wanita. Hadiah-hadiahnya biasa berupa bunga mawar dan cokelat. Mulai tahun 1980-an, industri berlianmulai mempromosikan hari Valentine sebagai sebuah kesempatan untuk memberikan perhiasan.

Sebuah kencan pada hari Valentine seringkali dianggap bahwa pasangan yang sedang kencan terlibat dalam sebuah relasi serius. Sebenarnya valentine itu Merupakan hari Percintaan, bukan hanya kepada Pacar ataupun kekasih, Valentine merupakan hari terbesar dalam soal Percintaan dan bukan berarti selain valentine tidak merasakan cinta.

Di Amerika Serikat hari raya ini lalu diasosiasikan dengan ucapan umum cinta platonik ”Happy Valentine’s”, yang bisa diucapkan oleh pria kepada teman wanita mereka, namun jarang kepada teman pria lainnya. Kecuali kedua-duanya adalah kaum homoseksual.

SEJARAH VALENTINE

Valentine adalah nama seseorang pemimpin agama Katolik yang telah dianggap menjadi martir ?Islam : Syuhada- oleh orang-orang Kristen (katolik) dan Valentine telah diberi gelar sebagai orang suci (Santo) oleh orang-orang Kristen.

Kisahnya bermula ketika raja Claudius II (268 - 270 M) mempunyai kebijakan yang melarang prajurit-prajurit-nya untuk menikah. Menurut raja Claudius II, bahwa dengan tidak menikah maka para prajurit akan agresif dan potensial dalam berperang.

Kebijakan ini ditentang oleh Santo Valentine dan Santo Marius, mereka berdua secara diam-diam tetap menikahkan para parujurit dan muda-mudi, lama-kelamaan tindakan mereka diketahui oleh raja Claudius, sang rajapun marah dan memutuskan untuk memberikan sangsi kepada Valentine dan santo Marius yaitu berupa hukuman mati.

Sebelum dihukum mati, Santo Valentine dan Santo Marius dipenjarakan dahulu, dalam penjara Valentine berkenalan dengan seorang gadis anak sipir penjara, kemudian gadis ini setia menjenguk valentine hingga menjelang kematian Valentine. Sebelum Valentine dihukum mati, Valentine masih sempat menulis pesan kepada gadis kenalannya, yang isinya : ‘ From Your Valentine ‘

Setelah kematian Santo Valentine dan Santo Marius, orang-orang selalu mengingat kedua santo tersebut dan merayakannya sebagai bentuk ekspresi cinta kasih Valentine, dua-ratus tahun kemudian yaitu tahun 496 Masehi setelah kematian Santo Valentine dan Santo Marius, Paus Galasius meresmikan tanggal 14 Pebruari 496 sebagai hari Velentine.

Itulah sejarah hari Valentine yang ternyata untuk mengenang dan memperingati dua orang suci Kristen Katolik yang mengorbankan jiwanya demi kasih sayang.

Ada versi lain tentang sejarah Valentine, yaitu pada masa Romawi Kuno, tanggal 14 Pebruari merupakan hari raya untuk memperingati dewi Juno, dewi Juno adalah ratu dari segala dewa dan dewi, orang-orang Romawi kuno juga meyakini bahwa dewi Juno adalah dewi bagi kaum perempuan dan perkawinan ?dewi cinta.

Pada tanggal 14 Pebruari orang-orang Romawi kuno mengadakan perayaan untuk memperingati Dewi Juno dengan cara memisahkan kaum laki-laki dan perempuan. Nama-nama remaja perempuan ditulis pada potongan kertas lalu digulung dan dimasukkan ke dalam botol, setelah itu para laki-laki mengambil satu kertas sebagai, setiap laki-laki akan mendapatkan pasangan sesuai nama yang didapat dalam undian tersebut, bila kemudian mereka ada kecocokan maka mereka akan melangsungkan pernikahan dihari-hari berikutnya.

Valentine dan Barat

Pada abad ke 16 Masehi, perayaan Valentine yang semula merupakan ritual milik agama Kristen Katolik telah berangsur-angsur bergeser, yang semula untuk memperingati kematian santo Valentine dan Marius telah bergeser menjadi hari ?Jamuan Kasih Sayang? yang disebut sebagai ?Supercalis? seperti yang dirayakan oleh bangsa Romawi Kuno pada tiap tanggal 15 Pebruari.

Sedangkan pada abad pertengahan di dalam bahasa Perancis-Normandia terdapat kata ?Galentine? yang berasal dari kata Galant yang berarti cinta, persamaan bunyi antara Galentine dan Valentine disinyalir telah memberikan ide kepada orang-orang Eropa bahwa sebaiknya pada tanggal 14 Pebruari digunakan untuk mencari pasangan. Dan kini Valentine telah tersinkretisasi dengan peradaban Barat.

Valentine telah menjadi bentuk pesta hura-hura, simbol modernitas, sekedar simbol cinta, dan sudah mulai bernuansa pergaulan bebas dan seks bebas.

Banyak para muda-mudi yang mengadakan pesta Valentine hanya karena ikut-ikutan supaya tidak dibilang ketinggalan zaman atau tidak gaul, orang yang ikut-ikutan pesta valentine seakanakan telah menyandang predikat sebagai orang yang modern dan maju, padahal dia tidak tahu apa-apa tentang sejarah Valentine dan Valentine itu sendiri, padahal Valentine sendiri bukanlah hasil kemajuan ilmu pengetahuan dan tehnologi.

Tentu saja Barat adalah yang paling diuntungkan dengan hiruk-pikuk pesta Valentine, karena di dalam pesta valentine orang didukung untuk hura-hura, mencari cinta sesaat dan instan, seks bebas, galmour yang semuanya itu mengarah ke peradaban Barat.

Ketika Al-Islah mengadakan survey via telepon terhadap beberapa masyarakat kota, ada seorang koresponden yang pernah berada di luar negeri memberikan pandangannya bahwa Valentine telah menjadi media Barat untuk memasarkan produknya, merebaknya Valentine di kalangan muda-mudi, menjadikan mereka ramah dan permisif terhadap produk-produk Barat, antara lain fashion, kafe, hotel, film, seks pranikah, dan lain sebagainya.

Namun kalau kita mau jeli dan teliti, Valentine memang bisa menjadikan seseorang merasa tidak ketinggalan zaman, gaul, fashionable dan segudang simbol peradaban Barat lainnya, salah satu faktor besarnya daya jual produk-produk Barat adalah terbangunnya opini tersebut dikalangan muda-mudi, contoh, orang ingin mengganti Hp-nya dengan HP baru hanya dengan satu alasan saja yaitu ?model baru lebih trendy atau fashionable yang lama telah ketinggalan jaman dan memalukan? , opini semacam itulah yang ingin dibangun barat melaui acara-acara Valentine.

VALENTINE MENURUT PANDANGAN ISLAM

Dari uraian sejarah Valentine dan hubungannya dengan peradaban Barat saat ini dapat diringkas bahwa Valentine merupakan :

1. Ritual yang bersumber dari Kristen yang dikukuhkan oleh Paus Galasius untuk mengenang orang suci Kristen yaitu Santo Valentine dan Santo Marius.


2. Ritual orang-orang Romawi kuno yang pagan (penyembah berhala) untuk memperingati dewi Juno yaitu ratu dari segala dewa-dewi bagi perempuan dan perkawinan ( dewi cinta).


3. Ritual bangsa Eropa pada abad pertengahan untuk mencari jodoh.


4. Media Barat untuk mengkokohkan cengkraman peradaban Barat.

Dari keempat jatidiri Valentine tersebut, tidak satupun yang tidak bertentangan dengan ajaran Islam, alasannya :

Pertama, Valentine merupakan ritual keagamaan yaitu agama Kristen, sehingga Valentine merupakan ibadah bagi agama Kristen, bukti bahwa Valentine sebagai ritual agama Kristen adalah ritual Valentine tersebut dikukuhkan oleh seorang Paus yaitu Paus Galasius untuk memperingati dua orang yang diberi gelar orang suci oleh orang-orang Kristen. Bagi Muslim mengikuti Valentine tersebut adalah sama dengan mengikuti peribadatan orang Kristen, di samping itu ada bahaya yang lain yaitu sinkretisasi antara agama Islam dan Kristen, Allah I telah memerintahkan kita untuk tidak mencampuradukkan ajaran agama Islam dengan ajaran agama manapun termasuk Kristen : "Bagimu agamamu, bagiku agamaku"(. QS. 109:1-6 )

Kedua, Valentine untuk memperingati/memuja dewi Juno adalah ritual yang dilakukan oleh orang-orang romawi Kuno yang menyembah berhala/dewa, sehingga mengikuti ritual ini dapat bernilai kesyirikan seperti yang dilakukan oleh orang-orang Romawi Kuno yang menyembah berhala. Bedakan diri kalian dari orang-orang Musyrik. HR. Bukhari-Muslim

Ketiga, Valentine sebagai sarana untuk mencari jodoh oleh orang-orang Eropa, mereka bertahayul bahwa kasih sayang akan mulai bersemi pada tanggal 14 Pebruari, tahayul adalah salah satu bentuk kesyirikan, sehingga haram hukumnya bagi umat Islam untuk mengikutinya.

Keempat, Valentine sebagai media barat telah diakui daya rusaknya terhadap tatanan masyarakat timur apalagi Islam, mengiktui Valentine bukan saja sekedar pesta untuk menyatakan kasih sayang, tetapi juga pesta yang mau-tidak-mau harus mengikutkan budaya yang lainnya, pergaulan bebas, fashion, pakaian minim, ciuman antara laki-laki dan perempuan yang bukan muhrimnya, hidup glamour, materialistis, dansa-dansa, mengumbar nafsu dan lain-lain. Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, ia akan termasuk golongan mereka. HR. Ahmad

Tidak dapat dipungkiri lagi, Valentine adalah salah satu pintu masuk untuk menjadi sama dengan mereka.

Itulah jatidiri Valentine dan kedudukannya terhadap agama Islam, banyak para muda-mudi yang mengikuti Valentine hanya sekedar ikut-ikutan dan tidak mengetahui apa dan bagaimana Valentine yang sesungguhnya, mereka ikut hanya karena pernah melihat ada yang jualan kartu Valentine atau menerima kartu valentine, atau karena pernah diajak temannya ikut acara Valentine, atau karena pernah melihat propaganda Valentine di majalah-majalah, tv, film dan lain sebagainya, terhadap sikap para muda-mudi yang mengikut saja terhadap apa yang tidak diketahuinya, Allah SWT telah memberikan peringatan :

"Dan janganlah kamu megikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya"(.QS. 17:36 )

Padahal para muda-mudi gaul sering berkata untuk memberi kesan/nilai negatif kepada temannya dengan perkataan ?sok tahu lu? ternyata mereka sendiri terhadap Valentine juga sok tahu. Wallahu a’lam.

Sekarang mungkin telah sedikit bertambah pengetahuan kita mengenai hari Valentine. Jadi itu kembali lagi pada diri masing-masing, tapi alangkaj baiknya jika kita mengambil hal yang positifnya saja.

Maaf jika postingan yang satu ini bukan asli karya saya sendiri, karena saya masih mempelajari juga hal ini tapi ingin berbagi pengetahuan dengan sahabat semua.

Semoga semua ini ada manfaatnya bagi kita semua,khususnya bagi saya sendiri. Amin… Setidaknya telah menambah sedikit pengetahuan untuk kita. :)

ABRAHAH ADA DI PURWAKARTA

Sejarah terburuk di Makkah pada tahun Gajah, kini akan terjadi di Purwakarta. Dengan dalih perluasan Pasar, Masjid yang makmur dengan kegiatan Dakwah, yang di asuh oleh KH. Drs. Abdullah AS Joban, akan di bongkar oleh pasukan Abrahah yaitu PT. SHP (Surya Handa Perkasa) dan PEMKOT Purwakarta.

Tidak Etis dan tidak ada dalam sejarahnya Masjid di bongkar untuk perluasan Pasar, yang ada Pasar di bongkar demi perluasan Masjid. Pasar SENG dan Hotel-hotel di Makkah di bongkar demi perluasan Masjid

PEMKOT Purwakarta dan PT. SHP (Surya Handa Perkasa) hendak membongkar Masjid Al-Ikhlas Simpang_Gembong Purwakarta, sungguh ini suatu penistaan agama, yaitu agama Islam, dan suatu perilaku Abrahah di zaman modern. Dan oleh seorang Muslim pulalah yang memberikan perijinan pembongkaran tersebut (ngakunya seh Islam), sungguh..sungguh..sungguh suatu perbuatan yang memperburuk citra Islam di Dunia khususnya di Indonesia. APA KATA DUNIA...??????

Apakah ini yang di sebut perubahan KOTA TASBEH menjadi DIGJAYA, dan PURWAKARTA BERKARAKTER???...No Way!!!
Ataukah Kristenisasi yang sudah merambah & merasuki jiwa sang Pemimpin Purwakarta???

Pasukan Ababil harus lahir dan hadir, khususnya di Purwakarta, bersiaplah untuk Jihad dalam memperjuangkan dan mempertahankan keutuhan Masjid-masjid dari pembongkaran para Kapitalizm, khususnya Masjid Al-Ikhlas yang ada di Simpang Gembong Purwakarta ini.
ALLAHU AKBAR...ALLAHU AKBAR..ALLAHU AKBAR!!!!

MAKNA USHUL DAN FURU

Islam adalah Aqidah, Syariat dan Akhlaq. Ketiganya menjadi satu kesatuan tak terpisahkan, satu sama lainnya saling terkait dan saling menyempurnakan. Ketiganya terhimpun dalam Ajaran Islam melalui dua ruang ilmu, yaitu : USHULUDDIN dan FURU’UDDIN.

Ushuluddin biasa disingkat USHUL, yaitu Ajaran Islam yang sangat prinsip dan mendasar, sehingg Umat Islam wajib sepakat dalam Ushul dan tidak boleh berbeda, karena perbedaan dalam Ushul adalah Penyimpangan yang mengantarkan kepada kesesatan.

Sedang Furu’uddin biasa disingkat FURU’, yaitu Ajaran Islam yang sangat penting namun tidak prinsip dan tidak mendasar , sehingga Umat Islam boleh berbeda dalam Furu’, karena perbedaan dalam Furu’ bukan penyimpangan dan tidak mengantarkan kepada kesesatan, tapi dengan satu syarat yakni : ada dalil yang bisa dipertanggung-jawabkan secara Syar’i.

Penyimpangan dalam Ushul tidak boleh ditoleran, tapi wajib diluruskan. Sedang Perbedaan dalam Furu’ wajib ditoleran dengan jiwa besar dan dada lapang serta sikap saling menghargai.

MENENTUKAN USHUL DAN FURU’

Cara menentukan suatu masalah masuk dalam USHUL atau FURU’ adalah dengan melihat Kekuatan Dalil dari segi WURUD (Sanad Penyampaian) dan DILALAH (Fokus Penafsiran).

WURUD terbagi dua, yaitu :

1. Qoth’i : yakni Dalil yang Sanad Penyampaiannya MUTAWATIR.

2. Zhonni : yakni Dalil yang Sanad Penyampaiannya TIDAK MUTAWATIR.

Mutawatir ialah Sanad Penyampaian yang Perawinya berjumlah banyak di tiap tingkatan, sehingga mustahil mereka berdusta.

DILALAH juga terbagi dua, yaitu :

1. Qoth’i : yakni Dalil yang hanya mengandung SATU PENAFSIRAN.

2. Zhonni : yakni Dalil yang mengandung MULTI PENAFSIRAN.

Karenanya, Al-Qur’an dari segi Wurud semua ayatnya Qoth’i, karena sampai kepada kita dengan jalan MUTAWATIR. Sedang dari segi Dilalah maka ada ayat yang Qoth’i karena hanya satu penafsiran, dan ada pula ayat yang Zhonni karena multi penafsiran.

Sementara As-Sunnah, dari segi Wurud, yang Mutawatir semuanya Qoth’i, sedang yang tidak Mutawatir semuanya Zhonni. Ada pun dari segi Dilalah, maka ada yang Qoth’i karena satu pemahaman dan ada pula yang Zhonni karena multi pemahaman.

Selanjutnya, untuk menentukan klasifikasi suatu persoalan, apa masuk Ushul atau Furu’, maka ketentuannya adalah :

1. Suatu Masalah jika Dalilnya dari segi Wurud dan Dilalah sama-sama Qoth’i, maka ia pasti masalah USHUL.

2. Suatu Masalah jika Dalilnya dari segi Wurud dan Dilalah sama-sama Zhonni, maka ia pasti masalah FURU’.

3. Suatu Masalah jika Dalilnya dari segi Wurud Qoth’i tapi Dilalahnya Zhonni, maka ia pasti masalah FURU’.

4. Suatu Masalah jika Dalilnya dari segi Wurud Zhonni tapi Dilalahnya Qoth’i, maka Ulama berbeda pendapat, sebagian mengkatagorikannya sebagai USHUL, sebagian lainnya mengkatagorikannya sebagai FURU’.

Dengan demikian, hanya pada klasifikasi pertama yang tidak boleh berbeda, sedang klasifikasi kedua, ketiga dan keempat, maka perbedaan tidak terhindarkan.

CONTOH USHUL DAN FURU’

1. Dalam Aqidah :

Kebenaran peristiwa Isra Mi’raj Rasulullah SAW adalah masalah USHUL, karena Dalilnya QOTH’I, baik dari segi WURUD mau pun DILALAH. Namun masalah apakah Rasulullah SAW mengalami Isra’ Mi’raj dengan Ruh dan Jasad atau dengan Ruh saja, maka masuk masalah FURU’, karena Dalilnya ZHONNI, baik dari segi WURUD mau pun DILALAH.

Karenanya, barangsiapa menolak kebenaran peristiwa Isra’ Mi’raj Rasulullah SAW maka ia telah sesat, karena menyimpang dari USHUL AQIDAH. Namun barangsiapa yang mengatakan Rasulullah SAW mengalami Isra’ Mi’raj dengan Ruh dan Jasad atau Ruh saja, maka selama memiliki Dalil Syar’i ia tidak sesat, karena masalah FURU AQIDAH.

2. Dalam Syariat :

Kewajiban Shalat Lima Waktu adalah masalah USHUL, karena Dalilnya QOTH’I, baik dari segi WURUD mau pun DILALAH. Namun masalah apakah boleh dijama’ tanpa udzur, maka masuk masalah FURU’, karena Dalilnya ZHONNI, baik dari segi WURUD mau pun DILALAH.

Karenanya, barangsiapa menolak kewajiban Shalat Lima Waktu maka ia telah sesat karena menyimpang dari USHUL SYARIAT. Namun barangsiapa yang berpendapat bahwa boleh menjama’ shalat tanpa ’udzur atau sebaliknya, maka selama memiliki Dalil Syar’i ia tidak sesat, karena masalah FURU SYARIAT.

3. Dalam Akhlaq :

Berjabat tangan sesama muslim adalah sikap terpuji adalah masalah USHUL, karena Dalilnya QOTH’I, baik dari segi WURUD mau pun DILALAH. Namun masalah bolehkah jabat tangan setelah shalat berjama’ah, maka masuk masalah FURU’, karena Dalilnya ZHONNI, baik dari segi WURUD mau pun DILALAH.

Karenanya, barangsiapa menolak kesunnahan jabat tangan antar sesama muslim, maka ia telah sesat, karena menyimpang dari USHUL AKHLAQ. Namun barangsiapa yang berpendapat tidak boleh berjabat tangan setelah shalat berjama’ah atau sebaliknya, maka selama memiliki Dalil Syar’i ia tidak sesat, karena masalah FURU’ AKHLAQ.

AHMADIYAH & SEPILIS : ANTARA USHUL DAN FURU’

1. Masalah Kenabian sudah final, bahwa Nabi Muhammad SAW adalah Penutup Para Nabi, dan tidak ada Nabi baru setelah beliau, baik Nabi yang membawa Syariat atau pun tidak. Ini masalah USHUL yang sangat prinsip dan mendasar. Karenanya, keyakinan Ahmadiyah bahwa Mirza Ghulam Ahmad Al-Kadzdzab sebagai Nabi setelah Nabi Muhammad, walau pun diyakini tidak membawa Syariat baru dan tetap mengikuti Syariat Nabi Muhammad, maka Ahmadiyah telah menyimpang dari USHUL AQIDAH, sehingga Ahmadiyah telah tersesat dan keluar dari Islam.

2. Masalah Al-Qur’an sebagai Kitab Suci Terakhir juga sudah final, baik berupa Wahyu Syariat mau pun Non Syariat. Ini masalah USHUL yang sangat prinsip dan mendasar. Karenanya, keyakinan Ahmadiyah bahwa Kitab Tadzkirah sebagai Kitab Suci atau Kumpulan Wahyu Suci setelah Al-Qur’an, walau pun diyakini sebagai Wahyu yang non Syariat saja, maka Ahmadiyah telah menyimpang dari USHUL AQIDAH, sehingga Ahmadiyah telah tersesat dan keluar dari Islam.

3. Masalah Al-Qur’an sebagai Kitab Suci yang diturunkan Allah SWT baik makna mau pun redaksinya, dan masalah Islam sebagai satu-satunya agama yang benar dan diridhoi Allah SWT, serta masalah kema’shuman Nabi Muhammad SAW adalah masalah-masalah USHUL yang sangat prinsip dan mendasar. Karenanya, pernyataan Kaum SEPILIS tentang bahwa Al-Qur’an produk sejarah dan budaya serta buatan manusia, begitu pula pernyataan bahwa semua agama sama dan benar, lalu pernyataan bahwa Muhammad SAW adalah manusia biasa yang tidak sempurna, bahkan banyak salah dan harus dikritisi, maka semua itu sudah menyimpang dari USHUL AQIDAH, sehingga SEPILIS telah tersesat dan keluar dari Islam.

Minggu

Perempuan Sebagai Penyejuk Suami


Dari Jabir bin Abdullah r.a., Rasulullah SAW. Melihat seorang perempuan, lalu beliau mendatangi istrinya Zainab, yang sedang mengosok kulit yang sedang di samak. Lalu beliau memenuhi hajatnya. Setelah itu, beliau menemui para sahabatnya dan bersabda :

“ Sesungguhnya, perempuan bisa menjadi perangkap syetan. Oleh karena itu, jika seseorang diantara kalian melihat perempuan, segeralah mendatangi istrinya. Sesungguhnya, hal itu bisa meredakan nafsunya.” ( H.R. Muslim, Abu Dawud, Al-Tarmidzi, Ahmad, dan Ibn Hibban )

Hadits di atas menunjukkan beberapa hal, antara lain :

Pertama, perempuan bisa menyerupai syetan dalam kemampuannya menimbulkan fitnah bagi kaum laki-laki. Sebagaimana syetan menjadi sumber fitnah bagi manusia, banyak hadist menunjukkan bahwa perempuan juga bisa menjadi sumber fitnah bagi laki-laki. Mengenai ini, Rasulallah SAW. bersabda :

“ Sepeninggalku, fitnah yang paling berbahaya bagi laki-laki adalah perempuan “ (H.R. Muslim)

Kedua,penilaian bahwa perempuan adalah sumber fitnah bagi kaum laki-laki tidak menunjukan kekurangan perempuan. Sebab, hal itu di luar kehendak perempuan dan merupakan kehendak Allah. Namun, perempuan juga harus memahami bahwa hal ini menjadi tanggung jawabnya. Karena itu, ia harus menjaga diri dari fitnah ini. Semakin ia berpegang pada ajaran agamanya, semakin sukses ia menghadapi ujian, melenyapkan tipu daya syetan, dan menolak keikutsertaannya dalam menyebarkan fitnah serta kesesatan kepada para pemuda di tengah masyarakat.

Ketiga, perempuan sebaiknya memahami dan berpegang teguh pada ketentuan-ketentuan syari’at ketika beraktivitas di tengah-tengah masyarakat. Dengan demikian ia telah mempersiapkan dalam menghadapi berbagai fenomena yang menyebabkan kenistaan. Ia juga dapat menjaga kesucian dirinya dan masyarakatnya.

Keempat, kaum perempuan muslim modern menghadapi medan perjuangan yang luas dan peperangan yang sengit. Karena itu, mereka seharusnya tidak memberikan kesempatan kepada musuh-musuh islam, terutama Yahudi dan mereka yang berusaha memunculkan fitnah melalui kaum Perempuan, untuk menghancurkan masyarakat muslim. Ketahuilah, bahwasanya musuh-musuh Islam telah melakukan upaya-upaya murahan, didukung oleh kaum sekuler dari umat ini, dengan menyebarkan gambar-gambar porno, penari bugil, dan hal-hal yang bertentangan dengan norma-norma sosial dan keluarga. Mereka memanfaatkan berbagai media informasi, dan atas nama seni murahan, menyebarkan fitnah dan memandang hal itu sebagai contoh peradaban dan kemajuan, sehingga yang batil di pandang benar dan yang haram dipandang halal. Berdasarkan hal ini, perempuan slihah wajib menggunakan peluang jihad ini, dengan berbagai cara yang legal dan beradab, untuk membela kehormatan kaum perempuan serta menolak segala bentuk penghancuran yang ditujukan kepada Perempuan didalam masyarakat Islam.